Film Dokumenter "White Helmets" Subtitle Indonesia

Kisah Perjuangan Pasukan `Helm Putih`...
Mereka bukan tenaga terlatih, tapi punya niat yang kuat untuk menyelamatkan sesamanya. Mereka dikenal dengan pasukan 'White Helmets'.

Beberapa orang berdiri di pusat kota Aleppo, Suriah, dengan kepala menengadah. Mata mereka tajam menatap langit, mengintai semua benda asing yang terbang di atas mereka.

Beberapa saat kemudian, satu unit peluru kendali meluncur di atas mereka. Mata mereka seketika bergerak mengikuti arah rudal tersebut. Sesaat kemudian, bunyi ledakan terdengar begitu keras.

Seketika, orang-orang itu segera naik mobil dan memacunya secepat mungkin ke lokasi jatuhnya bom. Dengan sigap, mereka langsung membongkar bongkahan bangunan untuk memastikan ada tidaknya korban.

Mengevakuasi korban bom adalah misi utama mereka. Jasa orang-orang ini begitu besar selama perang saudara berkecamuk di Suriah, yang telah menewaskan banyak korban sipil.

Sebelum perang, orang-orang ini berprofesi sebagai tukang roti, guru, bahkan tukang cat. Mereka tidak terlatih untuk tugas penyelamatan. Tapi, mereka punya tekad yang kuat untuk menolong sesamanya.

Mereka mendedikasikan diri untuk menolong sesama dengan bergabung menjadi bagian dari kekuatan pertahanan sipil Suriah, atau dikenal dengan 'White Helmet'. Organisasi ini berisi para relawan yang berjuang mengevakuasi para korban perang.

Nama White Helmets disematkan pada organisasi ini lantaran mereka kerap mengenakan helm pelindung kepala berwarna putih. Dengan helm itu, mereka menyelamatkan nyawa banyak orang.

Direktur White Helmets, Raed Al Saleh sebelumnya merupakan tenaga pemasaran pemasok barang-barang elektronik. Dia bergabung dalam operasi pencarian dan penyelamatan kelompok relawan tidak bersenjata yang didirikan untuk respon penyelamatan darurat saat bom jatuh.

Organisasi ini didirikan pada 2014 dan kini telah memiliki 3.000 relawan. White Helmets dikenal sebagai organisasi relawan besar yang banyak beroperasi di kawasan di luar kontrol pemerintah.

" Serangan telah menargetkan objek vital yang memberi bantuan rutin dan kemudian menyerang orang-orang yang berusaha menyelamatkan orang lain. Baru-baru ini, 10 rumah sakit telah diserang," kata Saleh.

Para relawan yang bergabung menjalani pelatihan di perbatasan Turki sebelum bertugas di 114 titik di seluruh Suriah, termasuk daerah yang terkepung. Masing-masing relawan tidak diberitahu mengenai daerah tugas mereka, agar dapat fokus menjalankan misi kemanusiaan.

Untuk operasional, organisasi ini mendapatkan dana dari donasi International Syria Support Group (ISSG) yang beranggotakan sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris.

Organisasi ini menyatakan diri netral, tidak memihak dan ingin menolong semua orang, tidak masalah di sisi mana mereka memihak. Tapi pekerjaan mereka tidak mudah, dengan sedikitnya sebanyak 92 relawan White Helmets gugur saat menyelamatkan yang lain.

Bekerja di kawasan konflik bukan perkara mudah. Meski berhasil mengevakuasi, para relawan ini kerap menghadapi kendala seperti tidak menemukan rumah sakit yang memadai.

"Kadang saat kami membawa korban ke rumah sakit terdekat, kami tidak mendapatkan ruang perawatan, jadi kami harus terus bergerak ke rumah sakit berikutnya," kata Saleh.

" Kadang juga mereka tidak menerima... Rasa sakit kami rasakan begitu hebat ketika menyelamatkan orang, lalu kembali mencari rumah sakit, karena sebagian besar rumah sakit sudah hancur," kata dia.

Comments